Kamis, 10 Oktober 2013

AIR CRASH ACCIDENT IN THE WORLD



AIR CRASH ACCIDENT IN THE WORLD
Alaska Airlines Penerbangan 261
Alaska Airlines Penerbangan 261 merupakan sebuah penerbangan terjadwal dari Bandar Udara Internasional San Francisco menuju Bandar Udara Internasional  Seattle-Tacoma.
Pesawat ini membawa  83 penumpang dan 5 awak kabin. Kecelakaan ini menewaskan seluruh penumpangnya yang berjumlah 88 orang. Pesawat jatuh di Samudera Pasifik di dekat Kepulauan Anacapa setelah gagal mendarat di Los Angeles. Kecelakaan ini disebabkan oleh kegagalan sistem trim horizontal, di mana akibat kelalaian perawatan (kelalaian pelumasan), mekanisme baut penggerak trim horizontal menjadi macet dan ketika coba dibebaskan, mekanisme trim tersebut menjadi aus dan patah, membuat trim horizontal terlepas dari penggerak dan berada di posisi naik, membuat pesawat menukik tajam dan jatuh ke laut.
 Pesawat tersebut hancur berkeping-keping saat menghantam laut, menewaskan seluruh penumpang dan krunya.
Ringkasan Peristiwa
Tanggal
31 Januari 2000
Jenis
Kegagalan mekanis akibat kelalaian perawatan
Lokasi
Samudera Pasifik di Kepulauan Anacapa, California
Penumpang
83
Tewas
88
Selamat
0
Jenis pesawat
Operator
N963AS
Asal
Pemberhentian
Tujuan

Solusinya:
v  Melakukan perawatan secara rutin sesuai aturan yang ditetapkan
v  Memperhatikan prosedur perawatan agar tidak terjadi kelalaian.


Japan Airlines Penerbangan 123
Japan Airlines Penerbangan 123 (JAL123, JL123), sebuah Boeing 747-146SR, dengan nomor rergistrasi JA8119, jatuh di Gunung Takamagahara di Prefektur Gunma, Jepang 100 km dari Tokyo, pada 12 Agustus 1985. Lokasi jatuhnya, dua bubungan gunung di dekat Gunung Osutaka, dinamakan Osutakano-O'ne (Bubungan Osutaka).
Kecelakaan pesawat-tunggal ini merupakan yang terparah dalam sejarah penerbangan, dengan seluruh 15 awak pesawat meninggal, dan 505 dari 509 penumpang meninggal (termasuk aktor dan penyanyi terkenal Kyu Sakamoto) dengan total meninggal 520 orang. Ada 4 orang yang selamat, semuanya penumpang, meskipun satu dari yang selamat adalah pramugari Japan Airlines yang sedang cuti. Keempat orang yang selamat ini semuanya wanita - pramugari yang sedang cuti, umur 25, yang terjepit di antara kursi; wanita berumur 34 tahun dan putrinya yang berumur 12 tahun yang terkurung di rangka yang masih utuh; dan anak perempuan berumur 12 tahun yang pada saat ditemukan terduduk di atas dahan pohon.
Ringkasan Peristiwa
Tanggal
Jenis
Kegagalan struktur di udara akibat kelalaian perbaikan, mengakibatkan kehilangan kontrol
Lokasi
Gunung Takamagahara, Gunma, Jepang
Penumpang
509
Terluka
4
Tewas
520
Selamat
4
Jenis pesawat
Operator
Japan Airlines
Asal
Tujuan

Solusinya:
v  Lebih memperhatikan keadaan struktur  sehingga tidak terjadi kelalaian yang sangat fatal.
v  Petugas maskapai  dituntut harus lebih memperhatikan komponen struktur pesawat bukan hanya memikirkan keuntungan saja.




Atlantic-Southeast-Airlines-Flug 529

Atlantic Southeast Airlines Penerbangan 529 merupakan penerbangan terjadwal dari Atlantic Southeast Airlines Atlanta, Georgia ke Bandara Gulfport-Biloxi di Mississippi pada 21 Agustus 1995 jam 12:52 jam (PST) jatuh di dekat kota Carrollton. Kemungkinan penyebab kegagalan mekanis baling-baling.

Ringkasan kecelakaan
Penyebab
Kecelakaan kegagalan mekanis
Lokasi
di Carrollton, Carroll County, Georgia.
Tanggal
21. August 1995
Korban meninggal   
8 menurut hitungan NTSB
Korban luka
20
Korban
20
Pesawat terbang
Jenis pesawat
Maskapai
No. Registrasi
N256AS
Bandara asal
Tujuan
P3numpang
26
Kru
3


Solusi:
v  Inspeksi terhadap blade pada pesawat yang terpasang sebelum penerbangan.
v  Mengecek semua jenis pesawat yang menggunakan jenis blade yang sama.
Swissair Penerbangan 111
Swissair Penerbangan 111 (SR-111, SWR-111) merupakan penerbangan pesawat McDonnell Douglas MD-11 dari maskapai Swissair dari Bandara Internasional John F. Kennedy di New York, Amerika Serikat ke Bandara Internasional Cointrin di Jenewa, Swiss. Penerbangan ini juga merupakan penerbangan codeshare dengan maskapai Delta Air Lines.
Pada tanggal 2 September 1998, pesawat MD-11 yang digunakan dalam penerbangan ini jatuh di Samudera Atlantik, sebelah baratdaya Bandara Internasional Halifax. Pesawat hancur berkeping-keping ketika menghantam air dan menewaskan seluruh penumpangnya yang berjumlah 229 orang (215 penumpang dan 14 awak). Kecelakaan ini adalah kecelakaan terburuk yang melibatkan pesawat MD-11.
Penerbangan ini dikenal dengan istilah UN Shuttle karena lazim digunakan oleh para pejabat dan staf PBB dalam bepergian antara markas besar di New York dengan markas PBB yang terletak di Jenewa.
Ringkasan Accident
Tanggal
2 September 1998
Jenis
Kebakaran dalam penerbangan, mengakibatkan pesawat menghantam air.
Disebabkan oleh kabel listrik (dari sistem hiburan di pesawat, di kompartemen kelas satu) yang mengalami korsleting dan terbakar, lalu menyebar hingga ke sistem kontrol pesawat (terutama instrumen vital pesawat).
Lokasi
Samudera Atlantik, dekat St. Margarets Bay, Nova Scotia, Kanada
Penumpang
215
Awak
14
Tewas
229 (seluruhnya)
Selamat
0
Jenis pesawat
Nama pesawat
Operator
Asal

Solusinya:
v  Pengecekan dan penggantian rutin secara berkala pada panel elektronik pesawat (kabel)
v  Memperhatikan bahan dan produk yang dipasang pada panel harus sesuai standar.

ATA Chapter /number



ATA Chapter /number

AIRCRAFT GENERAL
ATA Number
ATA Chapter name
ATA 05
TIME LIMITS/MAINTENANCE CHECKS
ATA 06
DIMENSIONS AND AREAS
ATA 07
LIFTING AND SHORING
ATA 08
LEVELING AND WEIGHING.
ATA 09
TOWING AND TAXIING
ATA 10
PARKING, MOORING, STORAGE AND RETURN TO SERVICE
ATA 11
PLACARDS AND MARKINGS
ATA 12
SERVICING - ROUTINE MAINTENANCE
ATA 18
VIBRATION AND NOISE ANALYSIS(HELICOPTER ONLY)
AIRFRAME SYSTEMS
ATA Number
ATA Chapter name
ATA 20
STANDARD PRACTICES – AIRFRAME
ATA 21
AIR CONDITIONING AND PRESSURIZATION
ATA 22
AUTOFLIGHT
ATA 23
COMMUNICATIONS
ATA 24
ELECTRICAL POWER
ATA 25
EQUIPMENT/FURNISHINGS
ATA 26
FIRE PROTECTION
ATA 27
FLIGHT CONTROLS
ATA 28
FUEL
ATA 29
HYDRAULIC POWER
ATA 30
ICE AND RAIN PROTECTION
ATA 31
INDICATING / RECORDING SYSTEM
ATA 32
LANDING GEAR
ATA 33
LIGHTS
ATA 34
NAVIGATION
ATA 35
OXYGEN
ATA 36
PNEUMATIC
ATA 37
VACUUM
ATA 38
WATER/WASTE
ATA 39
ELECTRICAL - ELECTRONIC PANELS AND MULTIPURPOSE COMPONENTS
ATA 40
MULTISYSTEM
ATA 41
WATER BALLAST
ATA 42
INTEGRATED MODULAR AVIONICS
ATA 44
CABIN SYSTEMS
ATA 45
DIAGNOSTIC AND MAINTENANCE SYSTEM
ATA 46
INFORMATION SYSTEMS
ATA 47
NITROGEN GENERATION SYSTEM
ATA 48
IN FLIGHT FUEL DISPENSING
ATA 49
AIRBORNE AUXILIARY POWER
ATA 50
CARGO AND ACCESSORY COMPARTMENTS
STRUCTURE
ATA Number
ATA Chapter name
ATA 51
STANDARD PRACTICES AND STRUCTURES - GENERAL
ATA 52
DOORS
ATA 53
FUSELAGE
ATA 54
NACELLES/PYLONS
ATA 55
STABILIZERS
ATA 56
WINDOWS
ATA 57
WINGS
POWER PLANT
ATA Number
ATA Chapter name
ATA 61
PROPELLERS
ATA 71
POWER PLANT
ATA 72
ENGINE - RECIPROCATING
ATA 73
ENGINE - FUEL AND CONTROL
ATA 74
IGNITION
ATA 75
BLEED AIR
ATA 76
ENGINE CONTROLS
ATA 77
ENGINE INDICATING
ATA 78
EXHAUST
ATA 79
OIL
ATA 80
STARTING
ATA 81
TURBINES (RECIPROCATING ENGINES)
ATA 82
ENGINE WATER INJECTION
ATA 83
ACCESSORY GEARBOXES
ATA 84
PROPULSION AUGMENTATION
ATA 85
FUEL CELL SYSTEMS
ATA 91
CHARTS
ATA 92
Electrical System Installation





Jenis-jenis periods maintenance
Setiap pesawat udara selama beroperasi pasti mempunyai jadwal untuk perawatan. Perawatan ini harus dilakukan karena setiap komponen mempunyai batas usia tertentu sehingga komponen tersebut harus diganti. Selain itu, komponen juga harus diperbaiki bila ditemukan telah mengalami kerusakan. Secara garis besar, program perawatan dapat dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu perawatan preventif dan korektif. Perawatan preventif adalah perawatan yang mencegah terjadinya kegagalan komponen sebelum komponen tersebut rusak. Sedangkan perawatan korektif adalah perawatan yang memperbaiki komponen yang rusak agar kembali ke kondisi awal.
Perawatan preventif dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu:
*      Perawatan periodik atau hard time, merupakan perawatan yang dilakukan berdasarkan batas waktu dari umur maksimum suatu komponen pesawat. Dengan kata lain, perawatan ini merupakan perawatan pencegahan dengan cara mengganti komponen pesawat meskipun komponen tersebut belum mengalami kerusakan.
*      Perawatan on-condition, merupakan perawatan yang memerlukan inspeksi untuk menentukan kondisi suatu komponen pesawat. Setelah itu ditentukan tindakan selanjutnya berdasarkan hasil inspeksi tersebut. Bila ada gejala kerusakan, komponen tersebut dapat diganti bila alasan-alasan teknik dan ekonominya memenuhi.
Perawatan korektif dikenal pula dengan nama condition monitoring yaitu perawatan yang dilakukan setelah ditemukan kerusakan pada suatu komponen, dengan cara memperbaiki komponen tersebut. Bila cara perbaikan tidak dapat dilakukan dengan alasan teknik maupun ekonomi, maka harus dilakukan penggantian.
Interval Perawatan Pesawat
Perawatan pesawat biasanya dikelompokkan berdasarkan interval yang sepadan dalam paket-paket kerja atau disebut dengan clustering. Hal ini dilakukan agar tugas perawatan lebih mudah, efektif dan efisien. Interval yang dijadikan pedoman untuk melaksanakan paket-paket tersebut adalah sebagai berikut:
*       Flight Hours
Merupakan interval inspeksi yang didasarkan pada jumlah jam operasional suatu pesawat terbang.
*       Flight Cycle
Merupakan interval inspeksi yang didasarkan pada jumlah takeoff-landing yang dilakukan suatu pesawat terbang. Satu kali takeoff-landing dihitung satu cycle.
*      Calendar Time
Merupakan interval inspeksi yang dilakukan sesuai dengan jadwal tertentu.
Dari jumlah tugas perawatan atau inspeksi yang dilaksanakan, maintenance dapat dibagi dalam minor maintenance seperti transit check, before departure check, daily check, weekly check dan heavy maintenance seperti A-Check, B-Check , C-Check dan D-Check.
Minor maintenance:
*      Transit Check
Inspeksi ini harus dilaksanakan setiap kali setelah melakukan penerbangan saat transit di station mana pun. Operator biasanya memeriksa pesawat untuk memastikan bahwa pada pesawat tidak terdapat satu pun kerusakan struktur, semua sistem berfungsi dengan sebagaimana mestinya, dan servis yang diharuskan telah dilakukan.
*      Before Departure Check
Inspeksi ini harus dilakukan sedekat mungkin sebelum tiap kali pesawat berangkat beroperasi, maksimal dua jam sebelumnya.
*      Daily Check (Overnight Check)
Pemeriksaan ini harus dilakukan satu kali dalam jangka waktu 24 jam setelah daily check sebelumnya dilakukan. Setiap hari pesawat telah diprediksi akan ground stop minimal selama empat jam. Inspeksi ini mencakup pemeriksaan komponen, pemeriksaan keliling pesawat secara visual untuk mendeteksi ada atau tidaknya ketidaksesuaian, melakukan pengamanan lebih lanjut, dan pemeriksaan sistem operasional.
*      Weekly Check
Pemeriksaan ini harus telah dilakukan dalam tujuh hari penanggalan. Termasuk dalam inspeksi ini adalah before departure check.
Aircraft maintenance checks adalah periode pemeriksaan yang harus dilakukan pada pesawat setelah penggunaan pesawat untuk jangka waktu tertentu, digunakan sebagai parameter interval untuk heavy maintenance yang meliputi A-Check, B-Check, C-Check, dan D-Check.
A Check
— Dilakukan kira-kira setiap satu bulan. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan hingga 10 jam. Pemeriksaan ini bervariasi, bergantung pada tipe pesawat, jumlah siklus (takeoff dan landing dianggap sebagai siklus pesawat, atau jam terbang sejak pemeriksaan terakhir. Perawatan pesawat jenis ini hanya melakukan pemeriksaan pada pesawat terbang untuk memastikan kelaikan mesin, sistem-sistem, komponen-komponen, dan struktur pesawat untuk beroperasi. Untuk Boeing 737 Classic A-check dilakukan setelah 300 jam terbang, Airbus A340 setelah 450 jam terbang, Boeing 747-200 setelah 650 jam.
B Check
 —Bergantung pada masing-masing jenis pesawat, pemeriksaan berkisar antara 9 hingga 28 jam ground time dan biasanya dilakukan kira-kira setiap lima bulan. Perawatan pesawat dalam skala kecil ini hanya meliputi proses pembersihan, pelumasan, penggantian ban apabila sudah aus, penggantian baterai, dan inspeksi struktur bagian dalam.
C Check
 — Sebuah pesawat harus melakukan C-Check setelah 15-18 bulan. Bergantung pada tipe pesawat, pemeriksaan ini bisa memakan waktu 10 hari. Perawatan pesawat tipe ini merupakan inspeksi komprehensif termasuk bagian-bagian yang tersembunyi, sehingga kerusakan dan keretakan di bagian dalam dapat ditemukan. Untuk Boeing 737-300 dan 737-500, inspeksi ini dilakukan setiap 4.000 FH. Untuk Boeing 737-400 dilakukan setiap 4.500 FH. Sedangkan untuk Boeing 747-400 dilakukan setiap 6.400 FH dan Airbus A-330-341 dilakukan setiap 21 bulan.
D Check
— Inspeksi ini biasa disebut overhaul. Pemeriksaan jenis ini adalah perawatan yang paling detail, untuk pesawat Boeing 737-300, 737-400 dan 737-500, inspeksi ini dilakukan setiap 24.000 FH. Sedangkan untuk Boeing 747-400 dilakukan setiap 28.000 FH dan untuk Airbus A-330-341 dilakukan setiap 6 tahun. Pada pengecekan jenis ini pesawat diinspeksi secara keseluruhan, biasanya memakan waktu 1 bulan.